Kajian Rutin Civitas Khadijah IBS SMP Putri Khadijah Sumbawa ” IKHLAS Dan NIAT”

Sabtu 11, Januari 2024 Khadijah Binti Khuwailid Islamic Boarding School SMP Putri Khodijah Sumbawa. Pimpinan pondok Abubakar Alislami yaitu Ustadz. Ibrahim Obet Suares, L.c., S. Pd.I., M. Pd. Hafizhahullah Berkesempatan menggisi kajian dengan tema Kitab دروس اليومية Tentang Pelajaran Harian Pertama “IKHLAS dan NIAT”Penulis: Rasyid bin Husein Al-Abd Al-Karim.

Tentunya dalam sebuah kajian keislaman, akan selalu membahas tentang keilmuan, hukum dan lain sebagainya. Dan di situ kita bisa mengambil atau menyerap ilmu tersebut dan bisa menambah pengetahuan, sebagai sarana untuk selalu melaksanakan nasihat kebajikan,untuk tetap istiqomah dijalan allah. Kegiatan kajian ini diisi oleh oleh Ustadz – Ustadz yang mempuni dibidangnya. Keutamaan menghadiri kajian dalam hadits pada dasarnya, ilmu bisa diperoleh dari mana saja, salah satunya melalui kajian.

Hanya dengan menghadiri kajian, seorang Muslim bisa langsung mempelajari agama Allah dengan baik dan benar. Menghadiri majelis ilmu ini juga bisa mendatangkan berkah dan ridho dari Allah Subhanahu wata’alla. Dalam Islam, ilmu memegang kedudukan sangat penting dan menjadi amal jariyah yang pahalanya tidak akan terputus sampai meninggal dunia. Dimudahkan Jalannya Menuju Surga Rasulullah SAW sendiri telah bersabda tentang keutamaan menghadiri kajian “Apabila manusia telah meninggal, maka terputuslah amalnya, terkecuali tiga perkara; sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim, no. 1631).

Berikut ini hadist yang berkaitan dengan Ihlas dan Niat

Allah akan senantiasa menolong kaum muslimin karena keikhlasan sebagian orang dari umat ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلَاتِهِمْ وَإِخْلَاصِهِمْ

Allah akan menolong umat ini karena sebab orang miskin, karena do’a orang miskin tersebut, karena shalat mereka dan karena keikhlasan mereka dalam beramal.[1]

Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu amalan, di samping amalan tersebut harus sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tanpa ikhlas, amalan jadi sia-sia belaka. Ibnul Qayyim dalam Al Fawa-id memberikan nasehat yang sangat indah tentang ikhlas, “Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaikan seorang musafir yang membawa bekal berisi pasir. Bekal tersebut hanya memberatkan, namun tidak membawa manfaat apa-apa.”

Perintah untuk Ikhlas

Setiap amalan sangat tergantung pada niat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya. Dan setiap orang akan memperoleh apa yang dia niatkan.[2]

Dan niat itu sangat tergantung dengan keikhlasan pada Allah. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5)

Allah pun mengetahui segala sesuatu yang ada dalam isi hati hamba. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ

Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”.” (QS. Ali Imran: 29).

Dalam ayat lainnya, Allah memperingatkan dari bahaya riya’ –yang merupakan lawan dari ikhlas- dalam firman-Nya,

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ

Jika kamu mempersekutukan (Rabbmu), niscaya akan hapuslah amalmu.” (QS. Az Zumar: 65)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (maksudnya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya.[3] An Nawawi mengatakan, “Amalan seseorang yang berbuat riya’ (tidak ikhlas), itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa.”[4]

Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Barangsiapa yang menutut  ilmu yang sebenarnya harus ditujukan hanya untuk mengharap wajah Allah, namun ia mempelajarinya hanya untuk mendapatkan materi duniawi, maka ia tidak akan pernah mencium bau surga pada hari kiamat nanti.[5]

Sumber https://rumaysho.com/654-berusaha-untuk-ikhlas.html

Kabar Sekolah Lainnya

Izinkan notifikasi dari Kami

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Artikel, Update Informasi Ponpes Khadijah Sumbawa Hanya Dalam Genggaman
Update Contents
App Khadijah Sumbawa Izinkan Notifikasi Dari Ponpes Khadijah Islamic Boarding School Sumbawa
Dismiss
Allow Notifications